Filosofinews.com., Makassar (17/06) – Di tengah hiruk-pikuk kesibukan Kota Daeng, dua sosok penting dari tubuh IKASMIN-SS duduk berdampingan dalam suasana hangat namun strategis. Sekretaris Jenderal IKASMIN-SS, Isnaini Al Ihsan, S.H., Dt. Mangkuto Alam, dan Ketua Tim Jum’at Berkah, Hendrik Chaniago, bertemu di salah satu rumah makan klasik di Makassar (Selasa, 17/06/2025) untuk merancang kembali denyut kepedulian yang sempat terjeda: Program Jum’at Berkah IKASMIN-SS.
Yang menarik, pertemuan ini tidak sekadar urusan organisasi. Keduanya merupakan dari suku Chaniago—suku yang dalam tambo adat dikenal dengan watak terbuka, egaliter, dan kuat dalam musyawarah. Maka tak heran, dialog yang terbangun malam ini mengalir begitu kaya: antara data dan empati, antara strategi dan rasa.
“Ini bukan sekadar soal program sosial, ini tentang menjaga denyut ruh organisasi kita. Karena sejatinya, kepedulian bukan pilihan—ia adalah warisan,” ujar Dt. Mangkuto Alam, sosok Sekretaris Jenderal IKASMIN-SS yang juga seorang Niniak Mamak Minangkabau dari Suku Chaniago.
Pertemuan tersebut membahas berbagai aspek: evaluasi pelaksanaan program sebelumnya, skema donasi, hingga pembenahan sistem pelaporan yang lebih transparan dan tertata.
Ketua Tim Jum’at Berkah IKASMIN-SS Hendrik Chaniago pun memaparkan rencana distribusi paket nasi Padang yang akan segera digelar, bekerja sama dengan rumah makan anggota IKASMIN-SS sebagai mitra utama.
“Alhamdulillah, semuanya disiapkan matang. Format kita sederhana tapi solid. Donasi per paket Rp. 20.000—bukan nilai komersil semata, tapi simbol keikhlasan. Kita akan pastikan nasi itu sampai di tangan yang benar-benar membutuhkan,” ujar Hendrik Chaniago, penuh keyakinan.
Di balik pertemuan ini, tersirat misi besar: menghidupkan kembali ruh Jum’at Berkah sebagai gerakan kolektif Saudagar Minangkabau yang tidak sekadar berkutat pada transaksi ekonomi, tetapi juga aktif dalam transformasi sosial.
Percakapan antara dua tokoh ini tidak hanya menghidupkan kembali program yang sempat rehat, tetapi juga menjadi contoh konkret bahwa kolaborasi yang dibangun atas dasar nilai adat dan visi sosial akan melahirkan langkah-langkah strategis yang bernas dan berkelanjutan.
"Dalam falsafah kita, yang kaya berbagi, yang lapang menolong. Itulah makna sejati dari 'basamo mangko manjadi'. Dan malam ini, kami kembali menyulam niat itu," pungkas Dt. Mangkuto Alam, mengakhiri pertemuan dengan senyum penuh makna.
Tulis Komentar