Raker IKM Sapayuang: Menjalin Adat, Menyulam Syariat, Membangun Organisasi Bermarwah

$rows[judul]

Filosofinews.com., Makassar, (15/06) — Ikatan Keluarga Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan (IKM Sapayuang) menggelar Rapat Kerja (Raker) Dewan Pengurus Masa Bakti 2025–2027 pada Ahad, 15 Juni 2025, bertempat di Baruga Golf Kodam XIV/Hasanuddin, Makassar. Pelaksanaan Raker ini menjadi tonggak penting dalam penguatan tata kelola organisasi, sekaligus merumuskan arah strategis IKM Sapayuang ke depan dalam bingkai adat, syariat, dan profesionalisme.

Pemilihan lokasi Baruga Golf Kodam XIV/Hasanuddin bukan tanpa makna. Tempat representatif ini difasilitasi secara langsung oleh Kolonel Inf. Indra Kurnia, S.Sos., M.Si., yang tidak hanya merupakan Pamen Ahli Bidang Ilpengtek dan Lingkungan Hidup Kodam XIV Hasanuddin, tetapi juga menjadi salah satu Dewan Pengawas aktif IKM Sapayuang. Kehadiran beliau menegaskan kuatnya dukungan institusional terhadap peran IKM Sapayuang di ranah sosial kemasyarakatan Minangkabau di Sulawesi Selatan.

Raker ini dihadiri oleh hampir 50 orang pengurus dan jajaran struktural IKM Sapayuang dari berbagai divisi, bidang, dan wilayah. Hadir pula Ketua Presidium IKASMIN-SS, Sauki Mangkuto Sutan, yang juga merupakan Dewan Pembina IKM Sapayuang, dengan penampilan khas penuh wibawa: mengenakan kemeja hitam kasual yang dipadukan celana krem dan sepatu pantofel elegan, penampilan yang mencuri perhatian dan memancarkan kharisma seorang pemimpin.

Rangkaian acara dimulai tepat pukul 10.00 WITA, dibuka oleh Sekretaris Jenderal IKM Sapayuang Genta Ramayadi selaku protokol. Sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat kebangsaan dan nasionalisme, seluruh peserta berdiri tegap menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, menandai dimulainya agenda organisasi yang penuh nilai, adat, dan tanggung jawab kebangsaan.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Raker, Afrizal Pono Sutan yang juga sebagai Ketua I IKM Sapayuang menegaskan bahwa rapat kerja ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sarana konsolidasi dan penyamaan visi seluruh pengurus untuk menjalankan organisasi secara profesional, akuntabel, dan progresif.

Puncak pembukaan ditandai dengan pidato resmi oleh Ketua Umum IKM Sapayuang, Ir. H. Akmal Mustafha, yang secara simbolis membuka Rapat Kerja ini. Dalam pidato singkatnya yang kuat dan penuh arah strategis, beliau menegaskan bahwa organisasi ini harus melangkah lebih jauh dari sekadar forum kekeluargaan.

“Hari ini, kita hadir dalam satu tekad besar: menjadikan IKM Sapayuang bukan hanya organisasi sosial kekeluargaan, tapi organisasi yang bermartabat, berkinerja, dan berperan nyata bagi masyarakat Minangkabau di Sulawesi Selatan. Tema yang kita usung, ‘Menjalin Adat, Menyulam Syariat, Membangun Organisasi Bermarwah’, bukan sekadar slogan, tetapi kompas arah gerak kita bersama,” ujar beliau.

Ketua Umum IKM Sapayuang menyampaikan tiga garis besar arahan: pentingnya menjadikan AD/ART sebagai konstitusi organisasi, mendorong program kerja yang profesional dan terukur, serta menghidupkan nilai adat dan syariat dalam kerangka kekinian. Ia juga menegaskan bahwa organisasi ini bukan tempat mencari nama, melainkan ruang pengabdian dan kolaborasi untuk kemajuan bersama.

Rangkaian materi Raker dimulai dengan pemaparan dari H. Ferry Irawan, tokoh Dewan Pembina IKM Sapayuang, yang membedah konsep manajemen dan dinamika organisasi. Beliau menyoroti perlunya tata kelola yang adaptif, kepemimpinan yang visioner, dan kultur organisasi yang partisipatif sebagai syarat utama kemajuan organisasi di tengah era disrupsi.

Selanjutnya, Kol. Inf. Indra Kurnia, S.Sos., M.Si., tampil membawakan materi tentang manajemen sumber daya manusia dan kedisiplinan organisasi. Dengan latar belakang militer dan pengabdian di bidang lingkungan strategis dan pernah menjadi Dosen Akmil di Magelang, Beliau menekankan pentingnya disiplin struktural, loyalitas kerja, serta penguatan karakter pengurus agar IKM Sapayuang menjadi organisasi yang solid dan terpercaya.

Sesi berikutnya diisi oleh H. Jhony Rusli, Ketua Umum IKM Sapayuang periode 2010-2012, yang secara mendalam menjelaskan tentang manajemen keuangan dan bisnis organisasi. Beliau menggarisbawahi urgensi membangun unit-unit usaha berbasis komunitas yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan, serta perlunya sistem pelaporan keuangan yang rapi dan profesional.

Sorotan religius turut hadir melalui paparan Ustadz H. Maulana Sati, M.Ag, dari Dewan Pembina IKM Sapayuang, yang menyampaikan materi mengenai hal ihwal Pandam Pakuburan. Beliau mengajak organisasi untuk menata ulang sistem pengelolaan pekuburan sebagai bagian dari pelayanan sosial berbasis nilai-nilai Islam dan kemuliaan adat.

Menjelang siang, Sekretaris Jenderal Genta Ramayadi memaparkan dengan lugas visi, misi, dan strategi penguatan soliditas kepengurusan, yang menjadi pondasi bergeraknya seluruh program kerja ke depan. Setelahnya, peserta Raker melaksanakan shalat Dzuhur dan makan siang bersama.

Usai istirahat, sorotan utama tertuju pada sosok H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, Niniak Mamak Minangkabau yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, sekaligus Dewan Pembina IKM Sapayuang. Beliau dikenal sebagai Penggagas Utama terselenggaranya Rapat Kerja ini, sebuah inisiatif yang lahir dari keprihatinan dan komitmen beliau terhadap pentingnya arah dan marwah organisasi.

Dalam pemaparannya mengenai Pedoman Organisasi, beliau menegaskan dengan tegas dan berwibawa, bahwa dokumen organisasi bukan sekadar tumpukan pasal yang kaku. Ia adalah peta jalan kepemimpinan, penuntun laku dan kebijakan, agar seluruh gerak organisasi tetap berpijak pada nilai "Adat Basandi Syara', Syara' Basandikan Kitabullah"

“Pedoman ini adalah tali adat dalam bingkai modernitas. Ia menjaga kita agar tidak hanyut dalam euforia, tetapi tetap teguh pada marwah, arah, dan amanah,” ungkapnya dengan nada khas seorang pemuka adat yang berjiwa negarawan.

Paparan beliau menjadi napas penting dalam memperkuat kesadaran struktural organisasi, bahwa tata kelola bukan hanya soal aturan, melainkan cerminan dari kehormatan dan integritas bersama.

Memasuki sesi akhir, Raker berlanjut dengan Sosialisasi AD/ART IKM SapayuangMateri ini disampaikan secara kolaboratif oleh dua tokoh penting yang tidak hanya memiliki kapabilitas struktural, tetapi juga kedudukan adat yang kuat: Isnaini Al Ihsan, S.H., Dt. Mangkuto Alam, dari Dewan Pembina IKM Sapayuang yang juga seorang Niniak Mamak Minangkabau, serta Roni Oktavianto, S.E., Katik Bandaro, Ketua II IKM Sapayuang yang juga menyandang gelar Katik, bagian dari struktur Urang Jinih Nan Ampek dalam kepemimpinan adat Minangkabau.

Kolaborasi dua unsur adat ini Datuk dan Katik menggambarkan sinergi antara kebijaksanaan tradisi dan semangat pengabdian dalam organisasi. Dalam pemaparannya, keduanya menyampaikan secara lugas dan mendalam berbagai ketentuan strategis dalam AD/ART sebagai pedoman konstitusional bagi seluruh pengurus. Penjelasan disampaikan secara runtut dan aplikatif, mulai dari filosofi dasar hingga kerangka kerja kelembagaan, yang diikuti dengan dialog terbuka dan penuh antusias dari para peserta.

Penyampaian ini menjadi penegasan bahwa IKM Sapayuang bukan hanya bergerak dalam semangat kekeluargaan, tetapi juga berpijak pada landasan hukum, adat, dan nilai moral yang kuat. Di sinilah terlihat bahwa organisasi ini meniti jalan yang: menyelaraskan akar adat dengan arah perubahan, menjadikan kebijaksanaan masa lalu sebagai pijakan untuk melangkah ke masa depan.

Sebagaimana pepatah Minangkabau yang tepat menggambarkan semangat ini:
“Tagak rumah basandi, gala jo tonggaknyo; tagak organisasi basandi, adat jo aturannyo.”
(Tegaknya rumah bertumpu pada tiang dan penyangganya; tegaknya organisasi berpijak pada adat dan aturannya.)

Pemaparan yang disampaikan oleh Dt. Mangkuto Alam dan Katik Bandaro bukan hanya memperkuat pemahaman terhadap AD/ART, tetapi juga memperkokoh jati diri organisasi sebagai wadah yang profesional, berintegritas, dan bermarwah menjaga nilai, membangun struktur, serta menghidupkan ruh adat di tengah dinamika modern.

Tepat menjelang waktu Maghrib, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz H. Maulana Sati, M.Ag, memohon keberkahan atas setiap langkah yang diambil organisasi. Rangkaian Raker kemudian diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta, sebagai simbol komitmen bersama untuk menjadikan IKM Sapayuang sebagai rumah gadang yang hidup, solid, dan penuh kebermanfaatan di tanah rantau.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)