Dari Lantai 19 ke Moncongloe: Sinergi Dua Tokoh Minangkabau Bangun Warisan di Rantau

$rows[judul]

Filosofinews., Makassar, (06/05) — Dua tokoh perantau Minangkabau yang berpengaruh di Sulawesi Selatan, H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Zainal Sutan Parmato, GM Restoran Sederhana Region Makassar, menggelar pertemuan hangat di Lantai 19 Gedung Grha Pena Fajar, Jl. Urip Sumoharjo, Makassar (kemarin malam, 05/05).

Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana santap malam penuh kekeluargaan itu, beliau berdua — yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Ikatan Keluarga Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan (IKM Sapayuang) — membahas sejumlah agenda penting organisasi, sebagai bentuk komitmen terhadap kemajuan komunitas Minangkabau di rantau.

Salah satu agenda utama yang dibicarakan adalah persiapan Halal Bihalal 1446 H IKM Sapayuang, yang akan digelar pada 17 Mei 2025 di Gedung Pertemuan Balai Prajurit Jenderal M. Yusuf, Jl. Jend. Sudirman No.6, Makassar. Acara tersebut diharapkan menjadi momen besar silaturahmi sekaligus konsolidasi warga Minangkabau dari berbagai wilayah di Sulawesi Selatan.

Tak berhenti di situ, pertemuan ini juga membahas rencana besar yang menjadi cita-cita bersama: Pembangunan Masjid, Pondok Tahfidz Qur’an, dan Kantor Sekretariat IKM Sapayuang. Fasilitas ini direncanakan akan dibangun di atas lahan milik warga Minangkabau yang telah diwakafkan kepada IKM Sapayuang dan berlokasi di Desa Moncongloe Lappara, Kabupaten Maros. Saat ini, proses wakaf masih dalam tahap penyelesaian administrasi secara resmi.

Seluruh tahapan pembangunan tersebut akan menjadi tanggung jawab IKM Sapayuang melalui kepanitiaan khusus, yang akan mengawal mulai dari penyusunan visi, pengembangan konsep, hingga desain arsitektur bangunan. Bangunan yang dirancang akan mengangkat identitas khas Minangkabau, tidak hanya sebagai pusat aktivitas keummatan dan sosial, tetapi juga sebagai simbol ikonik keberadaan masyarakat Minangkabau di tanah perantauan.


Pernyataan H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo

"Kita ingin menghadirkan warisan yang bukan hanya berbentuk fisik, tetapi juga mengandung nilai dan identitas budaya Minangkabau yang kuat. Rencana pembangunan ini adalah bentuk kontribusi nyata kita kepada generasi yang akan datang, dan insyaAllah akan menjadi tonggak sejarah baru bagi IKM Sapayuang."


Pernyataan Zainal Sutan Parmato

"Sebagai warga perantauan, kita perlu ruang bersama yang tak hanya berfungsi secara sosial dan spiritual, tetapi juga mencerminkan siapa kita. Proyek pembangunan ini adalah jawaban dari kebutuhan itu. Mari kita bergerak bersama untuk mewujudkannya sebagai bukti kebersamaan dan cinta pada kampung halaman."

Pertemuan ini menjadi simbol semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial para tokoh Minangkabau dalam membangun peradaban berbasis nilai, budaya, dan kebersamaan di tanah rantau. Komitmen ini menjadi harapan besar akan terwujudnya IKM Sapayuang sebagai organisasi yang kuat secara struktural, fungsional, dan bermakna secara kultural.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)