PDAM Makassar Paparkan Langkah Pembenahan Layanan dan Keuangan di Konferensi Pers

$rows[judul]

Filofosinews.com., Makassar (09/05) - PDAM Kota Makassar menggelar konferensi pers pada Jumat, 9 Mei 2025 di RM Istana Laut. Acara ini digelar sebagai bentuk transparansi kepada publik terkait kondisi perusahaan, langkah-langkah pembenahan yang telah diambil, serta strategi ke depan untuk meningkatkan kualitas layanan air bersih bagi masyarakat.


Plt. Direktur Utama Perumda Air Minum, Hamzah Ahmad, menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah peningkatan layanan di wilayah utara dan timur Makassar—dua area yang selama ini belum mendapat pasokan air bersih secara maksimal.


“Masalah di wilayah utara dan timur ini sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan belum terselesaikan. Kami sudah menyiapkan anggaran dan saat ini tengah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai untuk memastikan titik-titik koneksi dan siapa yang berwenang—apakah balai provinsi atau Pemkot. Dengan kejelasan ini, koordinasi bisa lebih efektif,” ujar Hamzah.


Dari sisi internal, Hamzah juga menekankan pentingnya pembenahan sumber daya manusia. Ia menyampaikan bahwa Perumda akan melakukan penataan struktur pegawai, termasuk perampingan jumlah karyawan. Langkah ini diambil sebagai respons atas temuan BPKP terkait kerugian dan rasio pegawai yang tidak ideal. Sesuai aturan, idealnya 1.000 pelanggan dilayani oleh 4–5 orang pegawai.


“Kalau tidak ditindaklanjuti, ini bisa berdampak hukum. Penataan ini murni untuk kepentingan perusahaan, bukan karena alasan politis atau dendam pribadi,” tegasnya.


Hamzah juga mengungkapkan bahwa tingkat kehilangan air (non-revenue water) di Perumda masih cukup tinggi, mencapai hampir 50%. Salah satu penyebabnya adalah meteran air pelanggan yang sudah usang. Dari sekitar 180 ribu meteran yang ada, sekitar 50 ribu di antaranya sudah berusia lebih dari tujuh tahun, padahal usia pakainya idealnya hanya empat tahun.


“Penggantian meteran ini jadi tanggung jawab kami. Kami paham mungkin akan ada pelanggan yang keberatan, tapi ini penting demi efisiensi,” tambahnya.


Ia menegaskan bahwa pembenahan layanan eksternal akan berjalan seiring dengan penguatan internal, khususnya dalam hal struktur organisasi dan manajemen SDM.


Sementara itu, Plt. Direktur Keuangan, Nanang Supriyatno, menyampaikan bahwa hingga Maret 2025, perusahaan mencatatkan kerugian sekitar Rp5 miliar. Kondisi ini menjadi tantangan serius di tengah tuntutan pelayanan air bersih untuk masyarakat dan industri.


“Kami akan perbaiki situasi ini lewat efisiensi operasional, optimalisasi SDM, dan renegosiasi kontrak kerja sama. Saat ini, belanja pegawai sudah hampir menyentuh 38%, padahal batas maksimal hanya 30%,” ungkap Nanang.


Ia optimistis, dengan konsistensi dalam menjalankan strategi tersebut, kondisi keuangan perusahaan bisa kembali stabil di akhir 2025.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)