IKM Sapayuang Gelar Friday Night Gathering di Malino: Konsolidasi, Pertanggungjawaban, dan Momen Perpisahan Penuh Haru

$rows[judul]

Filosofinews.com., Malino (05/07) - Udara dingin Malino yang menyelimuti kawasan pegunungan pada Jumat malam menjadi saksi kebersamaan keluarga besar Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Sapayuang Sulawesi Selatan dalam kegiatan bertajuk “Friday Night Gathering: Sapayuang Solid in Malino”. Bertempat di The Woods Villa, acara ini bukan sekadar silaturahmi tahunan, melainkan juga menjadi momen penting konsolidasi organisasi sekaligus perpisahan yang penuh makna.


Kegiatan yang berlangsung selama dua hari satu malam, 4–5 Juli 2025 ini menjadi ajang resmi pembubaran tiga panitia strategis, yakni:

Panitia Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H,

Panitia Qurban Idul Adha 1446 H, dan

Panitia Rapat Kerja Dewan Pengurus IKM Sapayuang Masa Bakti 2025–2027.


Setiap panitia diberikan kesempatan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara transparan dan akuntabel di hadapan forum yang terdiri dari Dewan Pengurus, Dewan Penasehat, Dewan Pembina, serta Dewan Pengawas IKM Sapayuang. Laporan mencakup pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran, hingga evaluasi internal yang membangun, yang semuanya disambut apresiasi oleh forum.


Yang membuat suasana terasa semakin emosional adalah kenyataan bahwa kegiatan ini merupakan inisiasi langsung dari H. Ferry Taslim, S.H., M.Si., M.Hum., selaku Dewan Pembina IKM Sapayuang dan Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun) Kejati Sulsel. Tanpa banyak seremoni, acara ini menjadi bentuk pengabdian terakhir beliau di Sulawesi Selatan dalam kapasitas jabatan tersebut.


Pada sore hari menjelang keberangkatan ke Malino, terbit surat keputusan mutasi Ferrytas, yang menyatakan bahwa beliau mendapat amanah baru sebagai Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara di Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Jakarta. Kabar ini sontak menghadirkan rasa haru dan duka di tengah para pengurus dan rekan-rekan IKM Sapayuang, karena beliau dikenal sebagai tokoh penting di balik revitalisasi struktur, visi, dan semangat organisasi.


Momen kebersamaan ini pun berubah menjadi ruang perpisahan yang tidak direncanakan, namun begitu hangat dan penuh makna. Ucapan terima kasih dan doa mengalir deras dari seluruh pengurus atas dedikasi beliau yang selama ini menjadi “roh moral” organisasi. Dalam sambutannya, Dt. Toembijo menekankan pentingnya kesinambungan perjuangan, tanpa bergantung pada tokoh tertentu.


“IKM Sapayuang adalah organisasi nilai dan marwah. Kepindahan saya adalah bagian dari tugas negara, tetapi komitmen saya pada Sapayuang akan tetap hidup. Karena kita tidak membangun organisasi dengan jabatan, tapi dengan rasa memiliki yang tak lekang waktu,” ujar beliau penuh keteduhan.


Acara dibuka dengan makan bajamba, tradisi Minangkabau yang merepresentasikan kesetaraan, kebersamaan, dan ikatan yang kokoh dalam satu rumah besar. Setelahnya, laporan pertanggungjawaban dari tiga panitia disampaikan secara tertib dan sistematis. Suasana formal ini kemudian mencair dalam hiburan malam berupa lomba karaoke dan pertandingan domino, yang menggambarkan wajah IKM Sapayuang sebagai organisasi yang luwes dan membumi.


Pagi harinya, para peserta melaksanakan shalat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan sarapan bajamba kedua sebelum berpamitan pulang. Meskipun gerimis terus turun, kehangatan interaksi di antara peserta tetap terasa. Banyak yang menyampaikan bahwa suasana kali ini sangat berbeda—penuh makna, reflektif, sekaligus menguatkan solidaritas antaranggota.


Ketua Umum IKM Sapayuang Sulsel, H. Akmal Mustafha, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu bentuk harmonisasi antara sistem, nilai, dan kebersamaan yang menjadi roh Sapayuang.


“Friday Night Gathering ini membuktikan bahwa IKM Sapayuang bukan sekadar mesin organisasi, tapi juga ruang persaudaraan yang jujur, terbuka, dan penuh rasa hormat. Kami berterima kasih kepada seluruh panitia yang telah menjalankan tugas dengan baik, dan tentu, kepada H. Ferry Taslim atas jejak yang beliau tinggalkan.”


Dewan Pengawas IKM Sapayuang, Kol. Indra Kurnia, S.Sos., M.Si., juga memberikan apresiasi tinggi terhadap sinergi yang terjadi. Ia menilai suasana informal seperti ini justru memperkuat dimensi pengawasan yang berbasis keterbukaan dan dialog.


“Kami menilai langsung bagaimana kerja panitia, bagaimana interaksi antar anggota, dan semua berlangsung dalam semangat transparan. IKM Sapayuang telah berada pada jalur yang matang.”


Di tengah arus organisasi modern yang sering kehilangan arah, IKM Sapayuang menegaskan jati dirinya sebagai organisasi yang memadukan nilai adat Minangkabau dengan sistem manajemen modern. Kebersamaan di Malino bukan hanya menutup satu fase kerja, tetapi membuka lembar baru perjalanan organisasi ke depan.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)